Puncak Pulau Padar dan Matahari Pagi |
Ini adalah cerita bersambung. Kalau kamu belum baca cerita Sailing Komodo hari pertama, kamu bisa baca dulu disini.
*Kresek kresek kresek*
Suara berisik di pagi
hari udah kedengeran banget di telingaku, padahal mataku masih merem tanpa cela
sedikitpun. Orang-orang rasanya udah sibuk banget deh. Karna takut kehilangan
momen, akhirnya aku berusaha melek. Aku ambil sikat gigiku dan langsung touch up!
Setelah siap dengan
peralatan perang alias kamera dan air minum, aku dan Kak Ichi langsung naik
sekoci untuk mulai trekking di pulau Padar. Kapal besar nggak bersandar di
Padar, jadi kami diangkut bergiliran dengan sekoci. Mama, Papa dan Koko juga
udah duluan ke Padar. Iyaa, aku bangunnya agak telat dikit jadi ditinggal deh sama
mereka. Huhu.
Pulau padar ini adalah
pulau paling hits se-Labuhan Bajo. Disini, lagi-lagi kami harus rela mendaki bukit
yang cukup tinggi. Awalnya sih kayak naik tangga, tapi lama-lama jadi batu,
pasir, kerikil. Mana jalannya ngeri banget! Aku yang tingkat keseimbangannya
rendah banget ini sampai takut mati konyol. Untungnyaaa, pas udah sampai di
puncak semua terbayar lunas!
Aaaaaaaaaaa, keren
bangeeettt! Asli aku deg-degan pas berdiri di atas puncaknya. Masih nggak percaya
aja kami bisa jalan sejauh ini. Mendaki pulau Padar yang biasanya Cuma aku
lihat di google. Nggak nyangka tempatnya beneran secantik ini. Aku pikir cuma sebatas
permainan kamera aja kayak foto-foto pada umumnya. Aku perhatikan smeua, mulai
dari wujud ketiga pantanya, kontur tanahnya, interval bukitnya, langitnya, juga
orang-orang yang jalan bareng kami. Semuanya cucok! Nggak ada penyesalan
sedikitpun jalan jauh dan membakar kalori sebanyak ini demi lanskap yang nggak
biasa!
Untung kami ambil trip 2D1N, mendaki Padar di pagi ghari,
pas nggak ada orang sama sekali adalah pilihan tepat menurutku. Soalnypas agak
siangan dikit, mataharinya udah nggak bersahabat banget. Turis-turis lain juga
mulai banyak yang datang, malah susah cari spot foto deh kayaknya.
Setelah happy lihat
hasil foto-foto di Padar, kami berlayar lagi ke Manta Point. Mau berenang
bareng Ikan Pari dong aku. Sebenarnya kami nggak disarankan pakai life jacket
disini karna arusnya deras. Kita harus berenang lawan arus kalau mau lihat
manta. Kalau pakai life jacket takutnya malah nggak bisa ngejar manta dan
kebawa arus. Tapi setelah tak pikir-pikir,
kalau arusnya deras terus aku nggak pakai life jacket dan keseret arus, ya malah
nggak lucu dong!
Akhirnya ya udah deh
aku ikhlas kalau nggak ketemu manta, yang penting udah coba nyebur dan
cari-cari. Alat snorkelling-ku malah
nggak bisa dipakai nafas, kayak buntu gituloh. Amsyong!
Nasibku berakhir ketimpul-ketimpul
sampai akhirnya ditolong sama salah satu bule yang sebelumnya udah aku pesenin “Could you please help me if I can’t breathe
or need something? Because my stuff doesn’t not work normally”. Dia
bertanggung jawab banget sih menepati janji, saying aku lupa namanya. Pokoknya
dia dari Perancis!
Masih dalam suasana
hati yang berduka karena gagal lihat manta, aku berusaha menghibur diriku
sendiri. Nggak sih, aku bohong. Aku meratapi nasib aja sepanjang jalan T.T,
sedih banget.
Pas udah berhenti di Pulau
Kanawa, which is our very last destination. Aku langsung berusaha keras. Oke,
aku udah gagal total sama alat-alat snorkelingku. Tapi kali ini, aku harus
nyebur. Akhirnya aku copot-copotin tiga alat snorkelling-ku. Aku coba pasang selang yang sekiranya bisa dipakai
bernafas dan masker yang kira-kira nggak akan kemasukan air. Terus aku coba nyemplung
dan berhasil. Yes! I made my day at Kanawa! Senaaaaangggg!
Aku ngerasa ini kayak bener-bener
penutupan! Akhirnya bisa snorkelling! Lihat ikan-ikan lucu, nemu patricks si
bintang laut yang warnanya nggak cuma pink, tapi ada kuning, ungu dan warna-warna
lain! Paling happy lihat bulu babi. Nggak ngerti kenapa, aku selalu heboh lihat
bulu babi. Imut kayak bole-bola coklat. Nggak ada nemo, adanya ikan-ikan yang
mengkilat kulitnya. Huhuhu, cantikkkk. Makin jauh makin cantik. Sampai aku
dijemput sama Pak Iwan, dia bilang “Cha, agak ke tepi aja yaaa, takut kebawa
Arus kalau kejauhan”.
Loh ehhh, ternyata aku
emang jauh banget dari kapal! Akhirnya aku melipir agak minggir. Puas banget di Kanawa. Alhamdulillah walaupun
nggak bisa lihat manta, at least bisa
snorkeling di tempat yang oke. Pulau Kanawa
ini beda sama Pulau Kenawa loh yaaa. Hehehe.
Setelah satu jam
setengah, kami semua balik ke Kapal dan lanjut perjalanan pulang. Lumayan sedih
aku. Biasaaa, aku tuh cengeng banget kalau mau pisah-pisah gini. Padahal aku
kan tegar banget anaknya. *Uhuk.
Pas udah di jalan
balik, aku tidur di dek atas. Terus tiba-tiba aku dibangunin sama si Wei karena
sebentar lagi kami sampai di Pelabuhan. Sebelum kapal sandar, kami ngobrol-ngobrol
sedikit. Aku nggak tahu, mungkin otakku belum sinkron. Tiba-tiba aja aku nanya kenapa
dia jalan-jalan sendirian. Terus dia jawab “Because I live alone”. Aku yang merasa
berdosa langsung diem aja. Duh salah nanya kaannn. Jadi sendu gini keadaan.
And here we are, taking for the very last wefie! Captured by @revanslumempow |
Terus dia lanjut ngomong gini ke aku, “So, actually I’m not a happy guy. But after meeting you, I feel like I am happy now. Because I see Manta and meet you.” Batinku, yah, kamu sih enak lihat manta. Aku ini loh nggak ketemu Mantaaaa!
Eh tapi kan ini lagi
suasana mengharukan ya, jadi aku cuma senyum aja gitu.“Yaaaaa, sooo, don’t you wanna take a very last
picture of us? Before we go and separate.” Aku mengiyakan dan
mengambil kameraku, terus minta tolong Kak Revans yang juga baru bangun buat
ngefoto kami.
Buat aku, perjalanan
ke Labuhan bajo ini istimewa banget. Tapi, perjalanan ini nggak mungkin jadi semenyenangkan
dan semengharukan ini tanpa adanya mereka. Aku beruntung karena teman-teman di trip
ini seru-seru!
Sebenarnya, soal private trip dan open trip itu cuma soal selera dan kebutuhan aja sih. Kalau emang lagi jalan-jalan sama orang banyak, misal berdua puluh, mungkin Private Trip bisa jadi pilihan oke karena rutenya juga kita bisa tentuin sendiri. Tapi, kalau kita bisa fleksibel dengan rute yang udah disusun sama agen, Open Trip is always the best choice. Selain harganya yang sangat jauh lebih murah, kita juga bisa ketemu dan kenalan sama banyak orang yang nggak terduga! Happy!
lah mana tulisan harganya :))))))))))
BalasHapusLoh, ada di Chapter 1 kak, kan ada Backlink di awal. itu boleh di klik. Atau, aku copy-kan disini yaaa :) Selamat membaca! http://www.rahmaniasantoso.com/2020/01/2d1n-sailing-komodo-labuhan-bajo-rinca.html
HapusPuas sekali aku bacanya cha π€© setidaknya ada cerita dibalik trip komodonya π€π makase nee ocha π€π€π€
BalasHapusApalagi ceritanya sama Kak Ichiiii. Seruuuu sekalii holidaykuuu πππ
Hapuspengen ikut open trip kan jadinya hmmm. selamat ya, anda berhasil bikin saya makin kepengen ke Labuan Bajo. π
BalasHapusIyooo model2an rembes kyk kene iki cocok sing murmer ae kok ncen, pemandangane podo πππ wkwkwk
Hapus