2D1N Sailing Komodo: Padar Island, Manta Point, Kanawa Island (2nd Chapter)

Puncak Pulau Padar dan Matahari Pagi

Ini adalah cerita bersambung. Kalau kamu belum baca cerita Sailing Komodo hari pertama, kamu bisa baca dulu disini.

*Kresek kresek kresek*
Suara berisik di pagi hari udah kedengeran banget di telingaku, padahal mataku masih merem tanpa cela sedikitpun. Orang-orang rasanya udah sibuk banget deh. Karna takut kehilangan momen, akhirnya aku berusaha melek. Aku ambil sikat gigiku dan langsung touch up!


Setelah siap dengan peralatan perang alias kamera dan air minum, aku dan Kak Ichi langsung naik sekoci untuk mulai trekking di pulau Padar. Kapal besar nggak bersandar di Padar, jadi kami diangkut bergiliran dengan sekoci. Mama, Papa dan Koko juga udah duluan ke Padar. Iyaa, aku bangunnya agak telat dikit jadi ditinggal deh sama mereka. Huhu.
Ocha, Revans, dan Ichi di Pulau Padar.

Pulau padar ini adalah pulau paling hits se-Labuhan Bajo. Disini, lagi-lagi kami harus rela mendaki bukit yang cukup tinggi. Awalnya sih kayak naik tangga, tapi lama-lama jadi batu, pasir, kerikil. Mana jalannya ngeri banget! Aku yang tingkat keseimbangannya rendah banget ini sampai takut mati konyol. Untungnyaaa, pas udah sampai di puncak semua terbayar lunas!
Ocha, Papa, Mama dan Koko di Pulau Padar.
Captured by @revanslumempow

Aaaaaaaaaaa, keren bangeeettt! Asli aku deg-degan pas berdiri di atas puncaknya. Masih nggak percaya aja kami bisa jalan sejauh ini. Mendaki pulau Padar yang biasanya Cuma aku lihat di google. Nggak nyangka tempatnya beneran secantik ini. Aku pikir cuma sebatas permainan kamera aja kayak foto-foto pada umumnya. Aku perhatikan smeua, mulai dari wujud ketiga pantanya, kontur tanahnya, interval bukitnya, langitnya, juga orang-orang yang jalan bareng kami. Semuanya cucok! Nggak ada penyesalan sedikitpun jalan jauh dan membakar kalori sebanyak ini demi lanskap yang nggak biasa!

Untung kami ambil trip 2D1N, mendaki Padar di pagi ghari, pas nggak ada orang sama sekali adalah pilihan tepat menurutku. Soalnypas agak siangan dikit, mataharinya udah nggak bersahabat banget. Turis-turis lain juga mulai banyak yang datang, malah susah cari spot foto deh kayaknya.

Di Manta Point bareng gadis French!
Mamaku tiba-tiba ngefoto kami, haha.

Setelah happy lihat hasil foto-foto di Padar, kami berlayar lagi ke Manta Point. Mau berenang bareng Ikan Pari dong aku. Sebenarnya kami nggak disarankan pakai life jacket disini karna arusnya deras. Kita harus berenang lawan arus kalau mau lihat manta. Kalau pakai life jacket takutnya malah nggak bisa ngejar manta dan kebawa arus. Tapi setelah tak pikir-pikir, kalau arusnya deras terus aku nggak pakai life jacket dan keseret arus, ya malah nggak lucu dong!

Akhirnya ya udah deh aku ikhlas kalau nggak ketemu manta, yang penting udah coba nyebur dan cari-cari. Alat snorkelling-ku malah nggak bisa dipakai nafas, kayak buntu gituloh. Amsyong!

Nasibku berakhir ketimpul-ketimpul sampai akhirnya ditolong sama salah satu bule yang sebelumnya udah aku pesenin “Could you please help me if I can’t breathe or need something? Because my stuff doesn’t not work normally”. Dia bertanggung jawab banget sih menepati janji, saying aku lupa namanya. Pokoknya dia dari Perancis!

Masih dalam suasana hati yang berduka karena gagal lihat manta, aku berusaha menghibur diriku sendiri. Nggak sih, aku bohong. Aku meratapi nasib aja sepanjang jalan T.T, sedih banget.
Ichi Ocha di Pulau Kanawa
Captured by @kijasally

Pas udah berhenti di Pulau Kanawa, which is our very last destination. Aku langsung berusaha keras. Oke, aku udah gagal total sama alat-alat snorkelingku. Tapi kali ini, aku harus nyebur. Akhirnya aku copot-copotin tiga alat snorkelling-ku. Aku coba pasang selang yang sekiranya bisa dipakai bernafas dan masker yang kira-kira nggak akan kemasukan air. Terus aku coba nyemplung dan berhasil. Yes! I made my day at Kanawa! Senaaaaangggg!

Pulau Kanawa.
Captured by @ichitan24

Aku ngerasa ini kayak bener-bener penutupan! Akhirnya bisa snorkelling! Lihat ikan-ikan lucu, nemu patricks si bintang laut yang warnanya nggak cuma pink, tapi ada kuning, ungu dan warna-warna lain! Paling happy lihat bulu babi. Nggak ngerti kenapa, aku selalu heboh lihat bulu babi. Imut kayak bole-bola coklat. Nggak ada nemo, adanya ikan-ikan yang mengkilat kulitnya. Huhuhu, cantikkkk. Makin jauh makin cantik. Sampai aku dijemput sama Pak Iwan, dia bilang “Cha, agak ke tepi aja yaaa, takut kebawa Arus kalau kejauhan”.

Loh ehhh, ternyata aku emang jauh banget dari kapal! Akhirnya aku melipir agak minggir.  Puas banget di Kanawa. Alhamdulillah walaupun nggak bisa lihat manta, at least bisa snorkeling di tempat yang oke. Pulau Kanawa ini beda sama  Pulau Kenawa loh yaaa. Hehehe.
Setelah satu jam setengah, kami semua balik ke Kapal dan lanjut perjalanan pulang. Lumayan sedih aku. Biasaaa, aku tuh cengeng banget kalau mau pisah-pisah gini. Padahal aku kan tegar banget anaknya. *Uhuk.

Pas udah di jalan balik, aku tidur di dek atas. Terus tiba-tiba aku dibangunin sama si Wei karena sebentar lagi kami sampai di Pelabuhan. Sebelum kapal sandar, kami ngobrol-ngobrol sedikit. Aku nggak tahu, mungkin otakku belum sinkron. Tiba-tiba aja aku nanya kenapa dia jalan-jalan sendirian. Terus dia jawab “Because I live alone”. Aku yang merasa berdosa langsung diem aja. Duh salah nanya kaannn. Jadi sendu gini keadaan.
And here we are, taking for the very last wefie!
Captured by @revanslumempow

Terus dia lanjut ngomong gini ke aku, “So, actually I’m not a happy guy. But after meeting you, I feel like I am happy now. Because I see Manta and meet you.” Batinku, yah, kamu sih enak lihat manta. Aku ini loh nggak ketemu Mantaaaa!

Eh tapi kan ini lagi suasana mengharukan ya, jadi aku cuma senyum aja gitu.“Yaaaaa, sooo, don’t you wanna take a very last picture of us? Before we go and separate.” Aku mengiyakan dan mengambil kameraku, terus minta tolong Kak Revans yang juga baru bangun buat ngefoto kami.

Buat aku, perjalanan ke Labuhan bajo ini istimewa banget. Tapi, perjalanan ini nggak mungkin jadi semenyenangkan dan semengharukan ini tanpa adanya mereka. Aku beruntung karena teman-teman di trip ini seru-seru!
Nih aku bonusin lagi foto bersama kita!!!

Sebenarnya, soal private trip dan open trip itu cuma soal selera dan kebutuhan aja sih. Kalau emang lagi jalan-jalan sama orang banyak, misal berdua puluh, mungkin Private Trip bisa jadi pilihan oke karena rutenya juga kita bisa tentuin sendiri. Tapi, kalau kita bisa fleksibel dengan rute yang udah disusun sama agen, Open Trip is always the best choice. Selain harganya yang sangat jauh lebih murah, kita juga bisa ketemu dan kenalan sama banyak orang yang nggak terduga! Happy!

Komentar

  1. lah mana tulisan harganya :))))))))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Loh, ada di Chapter 1 kak, kan ada Backlink di awal. itu boleh di klik. Atau, aku copy-kan disini yaaa :) Selamat membaca! http://www.rahmaniasantoso.com/2020/01/2d1n-sailing-komodo-labuhan-bajo-rinca.html

      Hapus
  2. Puas sekali aku bacanya cha 🀩 setidaknya ada cerita dibalik trip komodonya πŸ€­πŸ˜‰ makase nee ocha πŸ€—πŸ€—πŸ€—

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi ceritanya sama Kak Ichiiii. Seruuuu sekalii holidaykuuu πŸ’›πŸ’›πŸ’›

      Hapus
  3. pengen ikut open trip kan jadinya hmmm. selamat ya, anda berhasil bikin saya makin kepengen ke Labuan Bajo. πŸ˜’

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyooo model2an rembes kyk kene iki cocok sing murmer ae kok ncen, pemandangane podo 😭😭😭 wkwkwk

      Hapus

Posting Komentar