La Familia diatas perbukitan Pulau Rinca (Loh Buaya) - Taman Nasional Komodo Captured by @kijasally |
Selain menjelajah Labuhan Bajo di darat, kami juga ingin menikmati keindahan lautnya yang terkenal banget. DormeTree, hostel yang kami tinggali ini nggak jual paket trip untuk Sailing Komodo. Tapi, orang yang menyewakan motornya buat kami punya saudara yang kebetulan jual paket Open Trip. Panjang juga ya silsilahnya, wkwk! Kami diajak kesana untuk ngobrol-ngobrol. Kantor agennya kecil banget. Letaknya di dekat Sky Tower Hotel, jalan Soekarno-Hatta, namanya Rahma Tour.
Sebenarnya,
sepanjang jalan Soekarno-Hatta ini ada banyak agen-agen lain dengan penawaran
perjalanan paket trip yang hampir mirip-mirip. Tapi nggak tau harganya,
bisa jadi lebih mahal atau bahkan lebih murah. Tapi, kalau kamu mau main ke
agen yang aku maksud, kamu bisa hubungi Bang Yanto di nomor 081 239 611 180.
Tentunya ini bukan endorse-an!
Awalnya,
kami cuma mau berlayar sehari aja karena takut kemahalan. Ternyata, trip-nya
nggak semahal itu. Harga-harga di instagram itu kebanyakan penawaran buat
private trip dengan kapal super bagus, ya jelas muwahal lah harganya bahkan
sampai puluhan juta. Seolah-olah kita rakyat biasa ini nggak bisa leyeh-leyeh
diatas kapal yang berlayar di lautan Labuhan Bajo. Padahal, di agen-agen tepi
jalan ini harganya cuma 450ribu untuk One day Trip alias trip seharian. Kami
sekeluarga akhirnya memutuskan buat ambil paket 2D1N dengan harga Rp. 800 ribu
karena pengen ke Pulau Padar dan berenang bareng manta! Tapi, harga itu belum
termasuk retribusi untuk masuk ke Taman Nasional Komodo ya!
Kami
dijemput pukul 7.30 WITA di Hostel. Waktu sampai di pelabuhan, ternyata aku
bertemu dengan Wei, turis China yang juga tinggal di Dorme Tree. Seperti biasa,
aku cuma senyum dan langsung sibuk merapikan barang-barangku karena males
ngomong. Aku lihat semua orang kayak masih ribet gitu sama barang-barangnya,
jadi aku mending diem aja deh. Nggak lama setelah itu, ada dua orang datang.
Kak Ichi dan Kak Revans namanya. Mereka berdua ini sepasang teman asal Manado yang
harusnya liburan rame-rame sama teman-temannya, tapi karena yang lain nggak
dapat cuti kerja, Jadilah mereka berdua dikira honeymoon sama
orang-orang sekapal. Hahaha.
Ada
23 orang di dalam trip ini. Orang Indonesianya cuma 7, sisanya WNA dari Amerika
Latin, Perancis, Belanda, dan negara-negara lain di Eropa! Itupun yang satu
pacaran sama bule, jadi ya udah nggak kayak orang lokal lagi deh. Selain Kak
Ichi, ada Mrs. Seung, turis Korea yang lumayan sering ngobrol sama aku. Bahasa
inggrisnya juga lumayan bisa dicerna dibandingkan dengan orang-orang Korea yang
pernah aku temui sebelumnya. Jadi yaa, kita nyambung banget. Dia itu Guru IPS,
udah traveling ke 60 negara. Foto-fotonya selama perjalanan
dijadiin media pembelajaran. Dikasih lihat satu per satu kalau ini Negara
tropis, keadaannya kaya gini, ini tempatnya begini and something like
that. Kagum banget!
Trip-nya
dimulai pukul 9 WITA. Berlayar dari pelabuhan ke Pulau Rinca sekitar 2 jam.
Awalnya aku masih melek tuh, lama-lama ngantuk juga nggak sampai-sampai,
ketiduran deh akhirnya! Hahaha. Pas udah sampai di Pulau Rinca, kami dipandu
sama local guide Taman Nasional. Kami ketemu dua ekor Komodo di dekat
café/dapur. Guide-nya bilang kalau komodo emang suka nongkrong disini kalau mau
ngemil, karena mereka peka terhadap penciuman. Selebihnya, kami nggak lihat
komodo lagi selama trekking di pulau Rinca. Katanya sih, komodo itu hidupnya di
dalam hutan, ya cari makan sendiri gitu. But it’s okay,
perjalanan di Pulau Rinca sampai ke puncak ini aja menurutku udah seru pwol.
Ada
tiga trek yang bisa dipilih, short trek, medium dan long track. Kami pilih
medium track untuk sampai ke atas bukit. Mirip lokasi syuting film Marlina,
bisa lihat hamparan bukit yang luaaaassss banget! Panas sih, tapi anginnya
sepoi-sepoi syahdu. Disini, Kak Ichi ngajakin foto bareng berdua puluh tiga.
Yay! Untung ada ide gitu, kami jadi punya foto kenang-kenangan foto bersama
deh!
Setelah
trekking di pulau Rinca, kami geser ke Pantai Pink. Snorkeling pertama dimulai.
Sial, alat snorkelingku nggak berfungsi dengan baik. Air selalu masuk dari
selang setiap kali aku ambil napas. I’m crying! Padahal
pengen juga lihat ubur-ubur kayak kata mereka. Alhasil aku hampir badmood sendiri.
Udah pantai pink-nya nggak kelihatan pink, selang snorkeling rusak juga. Duh!
Keselnya dobel-dobel. Bete banget pokoknya!
Setelah
dari Pantai Pink, destinasi ketiga hari ini adalah Pulau Komodo. Bersyukur deh
masih bisa lihat satu ekor komodo selama trekking. Trek di Pulau Komodo ini
nggak sejauh di Pulau Rinca. Tiba-tiba udah sampai aja kita di café. Ada 3 ekor
komodo yang main-main di bawah café. Nggak ngerti harus senang atau sedih
karena sejujurnya aku nggak berekspektasi kalau kita cuma bisa lihat segelintir
Komodo di kediamannya sendiri. But it’s okay, stay
positive vibes!
Perjalanan
hari ini ditutup dengan melihat sunset di sepanjang perjalanan berlayar ke
Pulau Padar. Iya, kami bermalam di dekat Pulau Padar, karna besok paginya akan
trekking. Cihuy!
Senja di Dermaga Pulau Komodo. Captured by @ichitan24 |
Setelah
makan malam, aku sandar di salah satu deretan lazybag yang
ada di atas open
deck. I
couldn’t believe this. Kok indah banget sih langit Bajo ini! Kami
benar-benar tidur dibawah taburan bintang. Perpaduan deburan ombak sama angin
yang nggak begitu kencang ini ciamik pwol! Aku
kedip-kedip sambil terharu. Ya Allah. Super happy!!!
Pas
aku mulai merem, Pak Iwan tiba-tiba terjun dari atas kapal dan teriak “Guys, If you wanna
see something special, just jump and see this beautiful things”. Batinku, “Guwendenggg, wes
bengi sek dijak kumkum ae rek”. Bule-bule ini sih enak, tinggal copot-copot
baju, pake bikini nyebur, kelar. Lha aku? Harus ganti segala macam perintilan
untuk renang. Nggak deh, lagian juga aku udah capek banget. Daripada kehabisan
tenaga buat besoknya yakaaannnn.
Oh
iya, Awalnya, kami anggap Rp. 800 ribu untuk dua hari udah murah,ternyata Wei
si turis dari China bilang kalau dia bayar Rp. 700 ribu untuk trip ini. Belum
selesai kagetnya, ternyata Mrs. Seung si turis dari Korea malah bayar lebih
murah lagi, Rp. 650! Gilak!! Malah murahan mereka. Mau protes, tapi nggak jadi
deh. Soalnya biaya retribusi buat masuk taman Nasional itu beda, Rp.
220 ribu untuk WNI, dan Rp. 580 ribu untuk WNA. Lumayan jauh ya selisihnya.
Jadi, aku ikhlas aja deh. Hehe.
Ini adalah cerita bersambung, untuk cerita hari kedua, bisa dibaca disini.
Ini adalah cerita bersambung, untuk cerita hari kedua, bisa dibaca disini.
Komentar
Posting Komentar