Gino Feruci Hotel, Kebonjati-Bandung. |
Perjalanan ke Bandung kali ini sebenarnya nggak begitu menyenangkan. Aku emang gitu anaknya, gampang protes, susah bersyukur. Na’udzubillah! Yaa gimana dong? Tur bareng 2 bus dengan total 70 orang. Cara mengakomodir 70 orang biar tepat waktu dan nggak mbulet itu kan susah ya. So, I decided to put no expectation. “Biarlah perjalanan ini mengalir dan semoga aku bisa menikmati perjalanan ini.” Begitulah kira-kira doa yang tak panjatkan waktu itu.
Sesuai praduga, perjalanan benar-benar super
capek! Bertahan kurang lebih sehari semalam duduk di dalam bis sejauh
Malang-Jakarta-Bandung sukses banget
bikin bokong jadi "trauma" duduk. Puwanas,
kemeng, wes parah lah yo, you know what I mean. I swear!! Bus-nya nggak
murahan sih sebenarnya. Kursinya empuk, disediakan selimut sama bantal leher
juga. Tapi kan seenak apapun bus-nya, kalau sehari semalam ya tetap emosi.
Huhu.
Untungnya, trip ini memfasilitasi kami buat menginap satu malam di Gino Feruci Hotel Bandung, di daerah
Kebonjati. Hei, ini adalah kali pertama dalam sejarah aku nginep
di kamar 'agak berkelas'. Biasanya ya mentok di standard room aja udah bersyukur. Sungguh rejeki anak solehah.
Alhamdulillah.
Gino Feruci Hotel Bandung punya empat tipe
kamar. Mulai Superior, Deluxe, Suite dan Excecutive. Kali ini, ehm, aku bobok
di Suite Room dongggg! *congkak dulu, ah*
Se-kampungan itu emang aku anaknya. Maklum,
biasa hidup di hostel, motel, guest house, eh sekarang ngerasain Suite Room
Hotel Bintang 4. Hash, menulis sambil senyum-senyum sendiri aku. Hahaha.
Tapi sayang seribu sayang, kalau Gino
Feruci Hotel Bandung ini mengklaim dirinya sebagai Hotel Bintang 4,
tentunya fasilitas yang diberikan masih "ramasyook"
kalau kata anak jaman now. Dari exterior-nya bahkan nggak kelihatan kalau itu
hotel mahal. Pas masuk front office, barulah aku berubah pikiran "Ah, boleh juga sih ini hotel", interior-nya
terlihat ciamik. Ada tangga besar yang glamor untuk dipajang di
depan. Hotel ini kayaknya bangunan lama deh, tapi cukup terawat di bagian lobby. Pemilihan lantainya juga bijaksana banget. Kalau ada bagian yang aku
nggak suka, itu adalah lift. Menurutku lift-nya terlalu sempit, nggak harum dan
tombol open/close di dekat angka-angka untuk merujuk nomor lantai udah
bocel-bocel, nggak banget deh kalo buat “bintang empat”. Bagusan lift GKB 4 UMM
ini mah.
Lanjotttt~
Pertama kali sampai di depan kamar, pintunya
susah banget buat dibuka. Emosi lagi. Padahal aku udah sepenuh hati ceklek-ceklekin gagang
pintu. Butuh perjuangan ekstra biar bisa leha-leha. Duh Gusti Allah! Pas masuk,
ada sofa, lemari besar dan TV yang menyambut kedatanganku. Wah! Kamarku ada
sofanya. Asik banget! Dulu aku pikir, kamar yang ada sofa-nya itu cuma ada di kamar para Barbie yang bisa aku tonton di TV aja. Eh ternyata, malam itu aku bisa goler-goler nikmat di kamar ber-sofa! Cihuy!
Kasurnya juga gede dan empuknya kayak kasur bulu angsa gitulo. Lihat
bantal warna-warni jadi pengen ngajak keponakanku sekalian bobok sini deh! Kamar
mandinya juga luas, ada bath tub dan shower yang keduanya difasilitasi water
heater. Eh, view dari kamar keluar juga keren banget pas malam hari tauk! Sayangnya aku nggak sempat
ngefoto, saking ngantuknya. Pokoknya mantap!
Di sela kebahagiaan, ada aja lagi yang
menyedihkan, pintu kamar mandinya kan dari kaca, nah itu ada lapisan karet di
tiap sisinya. Tapi karetnya pada copot-copot gitu loh, pintunya jadi nggak bisa nutup sempurna. Mana pengen berendam tapi tutup bath tub nggak ada! Lakyo bocor rek ya, gak sido kumkum. Huft! Pas
kami hubungi service, ternyata telepon kamar nggak bisa dipakai. Akhirnya aku telpon
teman di kamar lain buat menghubungi orang service-nya. Mereka datang, ngecek
telepon dan kamar mandi, terus bilang;
“sebentar ya, Bu. Saya carikan dulu tutup
bathtub-nya, teleponnya juga kami coba perbaiki ya.”
Sampai tulisan ini selesai ditulis, which is
aku udah pulang ke Malang lagi, mereka nggak datang lagi untuk membenarkan apa
yang seharusnya dibenarkan. Mengecewakan. Menebar janji palsu ya kamu Gino Feruci.
Sedih banget aku. Sama sekali nggak gercep!
Mana waktu itu pinggang udah pegel kan. Ah!
Besok paginya, kami breakfast 'all you can eat' di Dining Room. Ada banyak pilihan menu, lengkap mulai dari appetizer, main
course sampai dessert. Lengkap dengan kopi, teh, infused water dan beragam
pilihan sereal, roti panggang sampai cake manis yang imut-imut. Mayoritas
makanannya juga enak, walaupun ada beberapa menu yang kebanyakan garam. Mbak e
njaluk rabi a yo?
Untungnya aku suka makanan yang lebih asin dari takaran wajar sih, jadi lidahku masih menerima. Apa yang juara menurutku? Bubur Ayam!
Jempolan deh buryam-nya Gino Feruci.
Oh iya, kalau kamu gampang kelaparan di malam
hari kayak aku, kamu bisa mampir ke Mamang Nasi Goreng depan Hotel atau mampir
ke Warung Nasi Padang pakai sambal rendang.
Nggak usah nyanyi gitu dong~
Baiklah, walau secara garis besar aku banyak kzl-nya bobok di sana, tapi semoga itu cuma terjadi di
kamarku aja, bukan di semua kamar. Selamat berlibur dan silakan mampir ke Gino
FEruci jika berkenan. Dadaaaahhh~~~
Komentar
Posting Komentar