Landmark Pantai Ngudel, Malang. Captured by @ravifaatih. |
Di dunia ini, kayaknya hampir semua, makhluk hidup bernama manusia bakal cari referensi pas mau berkunjung ke suatu tempat. Terlebih, kalau lokasi yang bakal dikunjungi adalah tempat baru atau jauh dari tempat tinggal. Tapi, nggak jarang referensi yang kita dapat justru nggak sesuai dengan kenyataan ketika kita mendatangi langsung lokasi tersebut.
Dan kalau kiamu merasakan ketidakcocokan antara beberapa review yang kamu baca dengan kenyataan di lapangan., it means you’re not alone. Aku juga sering, hehehe.
Kenalan dulu yuk sama teman-temanku!
@arifpriyo. Captured by @ravifaatih. |
@ravifaatih. Captured by @arifpriyo. |
@zunnunferdia. Captured by @ravifaatih. |
Hari minggu kemarin, aku, Ravi, Arif dan
Zunnun, teman-teman kampusku, berencana liburan ke Pantai Kletekan untuk snorkeling. Menurut review beberapa blog yang ada di google, Pantai Kletekan bisa diakses melalui dua jalur. Yaitu via
pantai Lenggoksono, kemudian berlayar sampai ke Teluk Kletekan, barulah bisa snorkeling disana.
Beberapa tulisan juga bilang kalau jalur kedua
bisa diakses dengan kendaraan pribadi untuk langsung menuju Pantai Kletekan.
Karena aku pernah pergi ke pantai Lenggoksono dan perjalanannya cukup jauh,
akhirnya kami memutuskan untuk mengaksesnya langsung ke lokasi sesuai dengan
petunjuk arah google maps. Papan
petunjuk jalan justru semakin mengarahkan kami ke depan portal Pantai Ngudel.
Akhirnya kami bertanya-tanya pada penjaga
loket. Katanya pantai Kletekan Cuma bisa diakses dari Lenggoksono. Tapi
jaraknya cukup jauh dari Pantai Ngudel, sekitar 2 jam menurut perkiraan google
maps. Pengen sih kesana, tapi kok malah jadi kayak touring ya kalau di daratan
terus. Iya nggak sih? Hehe.
Akhirnya, dengan berbesar hati, kami iyakan
penawaran mas-mas penjaga loket untuk mampir ke Pantai Ngudel saja. Pantai Ngudel adalah salah satu pantai
yang lebih cocok dijadikan markas untuk camping
atau sekedar bermain air di bibir pantainya. Kalau kamu ingin berenang, baiknya
pilih pantai lain karena ombak di pantai ngudel terlalu besar bagi perenang,
walaupun saat air sedang surut. Snorkeling-pun nggak bisa dilakukan disini,
boskuh!
Happy Holiday! Captured by @ravifaatih. |
Kalau banyak review bilang pantai ini cantik dengan air lautnya yang
berwarna biru, jangan percaya gitu aja. Kenyatannya emang nggak secantik editan
vsco kok. Pantainya nggak terlalu
bersih, airnya juga nggak sebiru ekspektasi. Tapi ada yang menarik! Parkiran
mobilnya disulap mirip Pulau Nami di Korea! Jajaran pepohonan yang tumbuh
tinggi menjulang tertata rapi disana. Ah, andai salju juga turun. Halah!
Area parkir mobil Pantai Ngudel |
Akses menuju pantai Ngudel cukup baik.
Jalan sudah beraspal tanda pengelolaan tempat wisata terus berjalan. Meski
begitu, sebelum memasuki gerbang tiket, kita akan melewati jalan berlumpur yang
sangat licin. Kalau kamu naik sepeda motor, mending pelan-pelan biar nggak
tergelincir.
Kalau kamu memutuskan untuk pergi ke
pantai Ngudel, lebih baik membawa peralatan piknik atau camping untuk tinggal
dan bersantai lebih lama disana. Walaupun nggak secantik review di google, mendengarkan deburan ombak tetap jadi hal yang
menyenangkan dan menenangkan, lho! HTM-nya Rp. 10 ribu per orang. Biaya
parkirnya Rp. 10ribu untuk sepeda motor dan Rp. 15ribu untuk mobil.
Eh iya, sebagus atau seburuk apapun review seseorang, jangan lupa untuk
tetap berusaha membuktikan dengan datang sendiri. Jangan mudah percaya “katanya”
biar kamu tau sendiri gimana rasanya!
Jalan kemana lagi nih enaknya, beb?
Hehehe.
Komentar
Posting Komentar