LIBURAN KE KAMPUNG COKLAT - BLITAR


Sabtu pagi di bulan November, dengan PD-nya saya mau ngurus paspor di Blitar. Sudah ah, jangan tanya kenapa, bagaimana atau segala jenis pertanyaan lainnya! Nanti kalau paspor saya sudah jadi, akan ada tulisannya sendiri tentang tangisan hati tak berujung ini. Halah.

Back to topic!

Saya dan Zehan, salah satu teman KKN yang masih sering main bareng (kayaknya memang karena kami nggak punya teman lain) hanya berbekal google maps untuk menuju Kota Blitar. Kami berangkat pukul 7.30 pagi. Sekitar 2 jam kemudian kami sampai di Pasar Wlingi dan mampir ke salah satu warung untuk sarapan. Setelah bete lumayan lama (alsannya ada di next post pas paspor sudah jadi), kami secara random memilih dan melanjutkan lagi perjalanan menuju Kampung Coklat.

Cling! 1 jam kemudian kami sampai. Dari tempat parkir sudah terlihat banyak sekali bus wisata berjajar. Nggak sedikit juga pedangang kaki lima yang "nggelar" dagangannya di dekat area parkir. Abang cilok dan Ibu penjual es, sampai pedagang mainan khas jaman SD komplit ada di depan pintu masuk Kampung Coklat.

Karena milih tempat secara random dan nggak sempat browsing sama sekali, saya jadi surprised pas lihat tata ruang dari Kampung Coklat ini. Sebelumnya, saya pikir Kampung Coklat adalah hamparan kebun coklat atau jajaran kios bapak dan ibu tua penjual biji dan bubuk coklat.

Design interior Kampung Coklat

Ternyata jauh dari bayangan! Saya salah paham banget. Kalau saya perhatikan dari suasananya, kampung coklat ini lebih cocok disebut sebagai rest area atau food court dengan gaya anak kekinian gitu. Banyak sekali rombongan bus yang makan siang di Kampung Coklat saat saya datang.

Dari pintu masuk, kita harus membayar Rp. 5000 sebagai entrance ticket kawasan Kampung Coklat. Sisi kirinya terdapat sebuah hall yang tidak terlalu besar, saat itu sedang digunakan untuk sebuah pertemuan. Mungkin pertemuan saya dan dia *eaaaaaa.

Area Konvkow

Jalan lurus dari gapura pemeriksaan tiket, kita akan langsung dipertemukan dengan meja kursi yang rimbun karena tertutup dedaunan pohon coklat. Sejujurnya, ini adalah pertama kali saya melihat pohon coklat dengan mata sendiri. Iyalah, masa pinjam mata teman. *Halah, bercandaan macam apa!
Salah satu sejarah Coklat

Di sepanjang tembok pintu masuk, terdapat banyak penjelasan sejarah ditemukannya coklat, asal muasal masuknya coklat ke Indonesia dan sebagainya. Ada juga bioskop sejarah datangnya coklat di Indonesia. Untuk yang satu ini, kita harus membayar Rp. 5000 lagi ya teman-teman.

Di depan kursi yang saya duduki, saya melihat sebuah kafe penyaji kopi dan coklat. Saya melayangkan pandangan ke arah lain dan berjalan sendiri melihat-lihat menu yang ada di food court lain. Namanya juga kampung coklat, pasti yang dijual juga full of Chocolate. Ada mie coklat, pisang coklat, es krim coklat, pop corn coklat, minuman coklat sampai gado-gado. Lah ya ini yang saya bingung, kok gado-gadonya nggak pakai coklat ya? Hehe.
Mie Coklat, Rp. 8.000

Daripada mati penasaran, saya coba mie coklat yang lumayan menarik perhatian saya. Awalnya saya kira mie coklat ini adalah minuman dengan isi jelly berbentuk mie. Eh ternyata lagi-lagi saya salah paham. Mie-nya benar-benar digoreng. Waduh! seketika saya nggak tega mau makan. Gimana kalau nggak enak ya? Huweeeekkk! Pasti manis deh kayak saya. Segala jenis kata-kata su'udzon terlontar. Eh pas saya coba, tertanya enak-enak aja. Hm! Nyesel deh udah menimbun dosa akibat ke-su'udzonan ini.

Coklat yang digunakan untuk pewarna mie adalah coklat bubuk tanpa rasa manis seperti yang biasa kita seduh untuk minuman, itulah kenapa mie coklat nggak meninggalkan terasa aneh dipadukan sama bumbu-bumbu asin. Tapi, buat saya yang lumayan suka rasa masakan strong alias generasi micin, jadinya rasa mie itu sendiri kurang tasty di lidah kids jaman now .
Pisang Coklat, Rp. 8.000

Coklat pisangnya lumayan enak, walaupun ekspektasi saya adalah pisang berlumur coklat, ternyata coklatnya cuma diparut dan ditabur diatasnya saja. Untunglah coklat asli, bukan meses seperti di abang-abang yang jual dekat kampus.

Popcorn-nya nggak enak-enak banget. Menurut saya terlalu dipaksakan. Rasa dasarnya asin, terus disiram coklat yang nggak terbalut maksimal, jadi rasanya malah nanggung. Tapi bolehlah biar nggak diabetes!
Pop Corn, Mix Chocolate, Rp.10.000/item



Last but not least, minuman coklatnya enak dan reccommended! Kalau kamu nyari, namanya Mix Chocolate. Menurut saya, yang paling penting adalah rasa manis yang konsisten karena dinginnya disebabkan suhu kulkas, bukan tambahan es batu. Ajib sih untuk harga Rp. 10.000.

FYI, semua menu disni kisaran harganya Rp. 8.000 sampai Rp. 30.000-an saja! Masih termasuk harga normal sih, nggak terlalu mahal. Tempatnya cukup cozy untuk berlama-lama. The most important is banyak banget tempat sampah, jadi nggak ada sampah yang berceceran disana.
Kolam Terapi Ikan

Lelah keliling lahan kampung coklat, kita bisa leha-leha di kolam terapi ikan yang disediakan. Dengan bayar Rp. 5000, kita akan diberi alas untuk duduk di pinggir kolam dan mencelupkan kaki sepuasnya. Seketika ikan-ikan kecil akan langsung datang mengerubungi kaki kita dan mencubit-cubit kaki kita. Saya sih nggak berani dicocol-cocol ikan. Tapi kalau kalian mau coba, boleh tuh bagi cerita ke saya. Hehe.

Galeri Coklat
Macam olahan coklat

As I tell you before, karena Kampung Coklat ini mirip rest area, pastinya tersedia souvenir shop yang diberi nama Galeri Coklat. Di dalamnya terdapat beragam jenis oleh-oleh olahan coklat dengan beragam bentuk, rasa dan harga. Ada dodol coklat, coklat wijen, coklat susu dan masih banyak lainnya. Oleh-oleh tidak hanya berupa makanan, ada kaos, keychain bertuliskan kampung coklat, hingga yang berbentuk buah coklatpun tersedia disini.

Tertarik ngajak "dia" jalan-jalan ke Kampung Coklat di hari sabtu depan?

Komentar

  1. Aku jadi tau, berapa harga popcorn yang kamu kasih ke aku wkwk
    Yah eman banget itu ngga nyoba gimana rasanya digigit ikan, aku aja pengin.

    Jokes meminjam mata teman, lumayanlah wkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwk aku baru periksa satu per satu komen yg blm tak bls. Dan ternyata pas memalukan wkwk

      Hapus

Posting Komentar