Ayam Betutu Men Tempeh |
Postingan ini untuk dibaca secara berbesar hati ya, readers. Tidak bermaksud mencela dan menjatuhkan, hanya sebuah pengakuan yang apa adanya.
Selama saya jalan-jalan, saya selalu berusaha untuk menemukan dan mencicipi makanan khas dari sebuah daerah yang saya kunjungi. Nggak lengkap rasanya melihat cantiknya pemandangan tapi nggak sambil makan-makan.
Sebelum pulang ke Jawa setelah liburan di Bali, kami berusaha keras untuk mencari The most legendary of Ayam Betutu. Berbekal tanya-tanya teman yang ada di Bali dan review beberapa orang, "Men Tempeh" adalah pilihan yang tepat.
Gini nih kata salah satu teman saya "aku uda nyoba semua kok, cuma itu yang paling bisa dirasain diantara tempat-tempat yang lain".
Tanpa berlama-lama, sepulang dari kawasan Beach Walk, malam itu kami langsung atur GPS untuk menuju ke Krisna souvenir shop. Iye, teman ane bilang kalau warungnya ada di depan Krisna.
Setelah jalan jauh, macet dan muter-muter, kami pun sampai di depan Krisna yang guede banget! Lah, mana Men Tempeh-nya? Depannya saja jalan besar, nggak ada tanda kehidupan Ayam Betutu sama sekali. Daripada sia-sia dan bingung, saya tanya ke dua orang (seperti) sopir taksi tentang letak Men Tempeh.
Halah! Bukannya jawab, mereka berdua malah nanya balik ke saya. "Men Tempeh itu apa ya?" Jleb! Katanya tempat makan terkenal, kok mereka pada nggak ngerti gini. Saya mulai panik. Halah, lebay!
Ya Tuhan, ternyata kami salah jalan. Ternyata, toko Krisna ada beberapa cabang, dan yang harusnya kami kunjungi adalah toko Krisna di jalan Tuban. Segeralah kami putar setir dan putar otak untuk menghibur diri agar tetap bahagia. Duh! Jalan raya kuta ini sepanjang hari nggak pernah sepi, pasti banyak red sign di maps sebagai penanda kemacetan tak berujung. Selalu!
Seriously, pas saya tanya-tanya (lagi) dijalan juga banyak yang nggak ngerti apa itu Men Tempeh. Selalu pasang tampang bingung, saling pandang sama temannya, malah ada yang mandangin saya seolah saya terdakwa yang salah sebut gelar di acara kepresidenan. Ampun DJ!!
Setelah muter-muter cari alamat karena nggak yakin dengan jalan yanh semakin lama semakin kecil, kami sampai di sebuah warung bertuliskan "Ayam Betutu khas Gilimanuk". Lah, mana Krisnanya? Ternyata ini bukan Men Tempeh yang dimaksud. Toko Krisna masih ada sekitar 200an meter di depan. Terlanjur parkir di depan warung yang salah dan bosan dengan kemacetan, maka jalanlah kami kesana dengan penuh harapan. Full of expectations, loh ya ini!
Suasana Men Tempeh outdoor |
Pas uda sampai disana, widihhhh! Kok Restoran gini. Saya jadi ngeri sendiri. Tau begitu kan makan di warung yang tadi aja biar hemat. Hehe.
Men Tempeh disini sistemnya seperti food court. Jadi ada banyak restoran yang bisa dipilih dalam satu ruangan besar ber-AC. Lihat kursi sama mejanya saja saya sudah takut nggak sanggup bayar tiket pulang! *cari jalan kabur*
Ayam Betutu Goreng |
Kalau kita biasa makan Ayam Betutu yang berkuah, disini ada versi baru yaitu Ayam Betutu Goreng. Eh apa di semua tempat sekarang sudah dikreasi jadi gitu ya? Seporsi Ayam Betutu selalu dihidangkan dengan sepiring plecing kangkung dan tauge. Harganya ya cukup mencekik untuk ukuran ayam kampung sekecil itu. Eh bukan begitu, iya saya ngerti kalau ayam kampung itu kecil, tapi yang ini kecilnya keterlaluan buat menyandang harga Rp. 102.500. Apalagi menurut saya rasanya nggak begitu waw seperti yang orang-orang ceritakan.
Plecing, Pendamping Ayam Betutu |
Anyway, walaupun rasanya tergolong biasa saja, selama di Bali saya makan paling banyak disini sampai nasinya nambah! I'd like to say thanks buat Albothil sang obat sariawan karena sudah safe my life! Berhari-hari saya nggak bisa makan enak karena empat sariawan nemplok di bibir, finally setelah diberikan mukjizat dari Allah melalui Albothil (lebay), saya bisa makan enak lagi. Jadi, Ayam Betutunya mendadak nikmat buaanget deh. Hehe.
Pas sudah kelar makan, kami jalan balik buat ambil mobil ke parkiran warung yang tadi. Karena penasaran, kami masuk dan berniat take away seporsi Ayam Betutu di warung itu. Walah dalaaahhh, ternyata malah sudah habis! Pas kami tanya seporsi berapa, jawabannya malah bikin bersyukur makan di Men Tempeh. Agak lebih mahal sih walaupun nggak sampai berkali-kali lipat.
Anyway, jangan cuma percaya sama review saya saja. Foodies juga tetap harus cobain sendiri. Siapa tahu selera kita beda. Jadi, kapan mau cobain Ayam Betutu Men Tempeh? Ajakin saya ya! Hehe
Komentar
Posting Komentar