Pantai Blue Lagoon |
Sore itu, saya dan keluarga berniat untuk berlabuh dari Padangbai ke Nusa Penida, salah satu pulau kecil yang ada di kepulauan Bali. Setiap jam, saya nggak berhenti membayangkan cantiknya Angel's Billabong dan the magical Broken Beach di depan mata, ternyata eh ternyata berjudi itu haram, penyebrangan terpaksa harus dibatalkan, bukan karena sistem di pelabuhan, tapi karena Mama sudah jenuh untuk terus-terusan jalan jauh buat satu spot. Yah sekali lagi, beginilah kalau family trip. Rasa besar hati dan mengalah harus selalu dihadirkan. Harus sesuai dengan kemampuan bersama.
Pantai Padang Bai |
Walaupun gagal ke Nusa Penida, kami tetap memutuskan untuk bermalam disebuah penginapan yang berada disana. Tempatnya cukup asik, pasir putih pantai berserakan memenuhi jalanan. Lobi homestay langsung berhadapan dengan pantai yang semilir anginnya membuat kita melupakan segala penat.
Jiwa putri duyung saya selalu mencuat setiap kali melihat air menggenang penuh. Apalagi di pantai dekat pelabuhan padangbai yang penuh dengan alat transportasi air, mulai kapal ferry, speed boat, sampai jukung (perahu kecil bermotor yang bisa memuat kira-kira 10 orang). Tringting! Ini pasti banyak spot asik yang bisa diarungi.
Ternyata benar, jukung itu berfungsi untuk mengantar wisatawan yang ingin diving maupun snorkeling ke Tanjung Jepun, Blue Lagoon dan Nusa Lembongan. Sayangnya karena alasan cuaca, di sore hari, kita hanya bisa snorkeling di dua spot yaitu Tanjung Jepun dan Blue Lagoon.
Saya merepet ke salah satu warung yang dijaga sama Mbak Ketut. Saya sempat sureprise banget karena di tempat wisata begini harga segelas Es Jeruk cuma Rp. 5ribu dengan rasa asam manis seimbang. Wihhh! Saya langsung aja sok asik ngobrol-ngobrol sama Mbak Ketut. Saya ditawarin naik jukung Rp. 300 ribu buat empat orang include satu alat snorkeling. Ternyata Mama, Papa bahkan Koko, nggak ada yang mau ikutan tuh. Sama sekali! Bzzzzzzz!
Selfie dulu di atas Jukung. |
Pemandangan sepanjang jalan menuju spot snorkeling |
Akhirnya, saya yang mulai gatal-gatal mau berubah jadi duyung ini nggak kuat. Saya tawar Rp. 150 ribu nggak dapat, katanya BBM mahal dan saya cuma sendirian. Eh serius, kalau kalian berempat atau lebih sebenarnya bisa Rp. 100 ribu/orang. Baru kali ini saya mengalah dalam penawaran. Akhirnya saya harus menerima kenyataan untuk berangkat dengan membayar Rp. 200 ribu sendirian.
Jukung yang saya naiki mulai menjauhi bibir pantai. Saya mulai ngobrol dengan bapak Sailor (bapak yang mengantar saya snorkeling). Spot pertama yang kami kunjungi adalah Tanjung Jepun. Airnya asin, yaiyalah!
Dan inilah foto yang nggak seni sama sekali! |
Setelah pasang masker dan fin, saya pun nyebur dengan nggak seberapa PD. Eh ternyata ngeri banget nggak pakai life jacket dan ketimpulan di laut lepas sendirian! Ya Allah arusnya kencang banget, saya nggak berani jauh-jauh dari jukung dong jadinya. Padahal di dekat jukung pemandangannya nggak ada. Anw, saya nggak dikasih life jacket karena Mbak Ketut maksa saya nambah Rp. 25 ribu. Bukan nggak mau, saya ini beneran nggak ada duit lain lagi. Cuma sisa 10ribu buat (rencana) minum es jeruk dua gelas setelah snorkeling. Tega banget kan!
Nggak tega lihat saya ketimpulan sendiri dekat jukung, akhrinya bapak Sailor ikutan nyebur nemenin saya berenang agak jauh ke spot yang banyak ikannya. Horeeee! Ih keren banget! Ikannya lebih variatif dari yang ada di Bolu-Bolu Malang. Bentuknya lucu-lucu, mulai pipih, melembung, panjang, bantet. Ih gemas! Warnanya nggak seberapa beragam sih, paling mencolok ya cuma kuning. Tapi saya senang banget disana. Acikk acik!
Tanjung Jepun selesai diarungi, saya pindah ke Blue Lagoon. Ahhhhh! Ternyata disini lebih keren, karangnya warna-warni, tumbuhan lautnya bergerak-bergerak. "Ya Allah, ini karang hidup yang di tipi itu ta?". Ah, saya mesti ndeso. Ikannya lebih banyak dan warnanya jauh lebih mencolok. It's my day! Sebelum naik ke permukaan, saya malah disapa segerombolan ikan-ikan yang melintas tepat di kedua mata saya. Saya sampai kaget dan takut dicocol. Hehehe.
Walaupun saya bete karena Bapaknya nggak bisa fotoin saya yang agak benar, tapi saya senang karena Bapak Sailor baik banget mau nemenin saya main-main di air.
Nggak lama, saya mual. Waduh gawat ini kalau diterusin. Nggak pikir panjang, saya langsung meminta Bapak Sailor untuk mengantar pulang. In this side, saya pingin bilang kalau yang tahu keadaan dan kemampuan kita ya diri kita sendiri. Jangan gengsi buat bilang istirahat atau pulang. Daripada sok maksa biar dianggep keren tapi akhirnya malah nyusahin orang lain. Traveling itu bukan buat ngasih cap lebih keren, but for enjoying the life and understanding each others.
Yuk, traveling! Yuk, snorkeling!
Wenak liburan teros rek mbak MC nih. Pulang2 melegam bakal ya
BalasHapusLiburan kan wajib coyy wkwkwk
HapusI love snorkeling! Walaupun aku prefer diving hehehe..tapi kalau sedang traveling sama anakku, kita snorkeling aja karena mereka belum punya sertifikat diving..
BalasHapusKayanya aku kaya anaknya mbak deh :( gapunya diving license jadinya milih snorkeling wkwkwk
BalasHapus