Find Yourself on a Radio

Workshop bareng @pratamamario
Kalo kata @pratamamario penyiar itu bukan dia yang jago ngomong, tapi dia yang jago mendengar dan membaca. Kenapa? Karena kita nggak mungkin bisa ngasih informasi kalo kita nggak pernah mendengar dan membaca referensi-referensi yang ada. Setelah itu, barulah kita olah dan kemas sampai jadi informasi yang bisa diterima dengan baik sama teman (pendengar) kita.


Yak! Beberapa waktu kemarin aku dapat kesempatan buat datang ke workshop-nya Mario Pratama, penyiar Prambors Fm Jakarta di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Daaaannn sesuai sama janjiku, aku akan share everythings yang dikasih sama Mario buat teman-teman readers.

Well, ternyata, jadi penyiar radio juga nggak harus pintar bahasa inggris kok, nggak harus tau segalanya, nggak harus selalu tegas dan bijaksana. Karena jadi penyiar radio itu kuncinya adalah jadi teman yang baik. Senatural mungkin, sewajarnya berteman. Teman itu nggak harus sempurna kan? Kadang belibet, kadang stuck, nggak ngerti harus ngomong apa, kadang sedih dan nggak punya solusi nano-nano gitu deh. Tapi, ya itulah teman. Kita nggak harus pura-pura suka ketika sebenarnya nggak suka. Kritik, saran, apapun itu, sampaikan layaknya teman baik.

"Speak from your heart and the audience will listen". Berbicara sejujurnya itu penting dan harus dilakukan. Seperti yang aku bilang diatas, jadilah teman yang baik, lakukan dengan tulus dan ikhlas.

Then, halal saja kalau kita membawa suasana ceria ke telinga pendengar, tapi jangan over, sewajarnya saja. Karena kalau kita siaran dengan pitch yang terus-terusan naik, kita akan jadi ngos-ngosan dan kehabisan nafas sebelum selesai jam siar. Ingat, siaran itu 4 jam, bukan hanya 4 menit. Kontrol juga artikulasi dan intonasi agar pendengar tidak bosan dan tetap bisa mendengarkan kita dengan nyaman.

Pas kita mau bawain materi, jangan lupa buat baca-baca dulu materinya dan pahami biar kita bisa menyampaikan kabar dengan our own style ke pendengar. Miking juga cukup berpengaruh loh untuk jaga mood pendengar. Kalau materi dan lain sebagainya udah well prepare, tapi miking nggak pas, pasti pendengar akan mikir "ini kenapa sih suara ilang muncul ilang muncul? Ganti ah". Nah ini yang jangan sampai terjadi. Terus pertahankan pendengar bersama kita.

Bentuk air personality itu juga sangat penting. Mau jadi seperti apa kita di telinga dan hati pendengar. Apakah kita penyiar yang lucu, penyiar yang cool, penyiar yang galak, penyiar yang childish, atau model-model yang lain? Bebas pilih manapun, sesuaikan dengan diri kita sendiri agar tidak terlalu fake di mata orang. Jadi diri sendiri itu sangat penting, walaupun pasti ada beberapa hal buruk (misal subjektifitas) yang harus ditutupi dari pendengar.
Iya, modal seorang penyiar pastinya adalah suara. Ada suara yang given, dari awal udah enak di dengar. Ada juga yang trying so hard to be easy listening. Yang jadi masalah bukan enak atau nggak enak suara kamu, tapi pastikan pendengar bisa fun dengerin kamu siaran. Suara harus dijaga biar nggak sampai habis. Tiap ada workshop, pembicara biasanya menyarankan kita buat sering-sering minum kencur untuk menjaga suara.

Beberapa teman yang praktik siaran di depan @pratamamario

Then, buat para newbie (termasuk aku), jangan lupa untuk terus coba latihan dan ikut perlombaan biar semakin terlatih dan memacu adrenaline. Jangan bosan lomba walaupun kalah, terus coba. Karena waktu itu terus berputar. Akan ada waktunya semua perjuangan kita diganjar. Jangan bosan untuk record suara sendiri pas lagi siaran dan dengerin terus untuk koreksi. Sometimes kita juga perlu dapat komentar dari orang lain biar kita terus maju. And the most important, jangan pandang radio dari seberapa banyak uang yang akan kamu dapatkan, tapi seberapa banyak ilmu yang akan kamu peroleh. Trust me, it works!

Komentar