Setiap ngelihat orang jual Nasi Goreng selalu baper,
apalagi kalau menunya merambat ke Koloke, Fuyunghay, Capjay sampai Tamie. Inget
rumah pake banget.
Dari kecil aku tinggal bareng sama kedua orangtua, Cece dan
Kokoku. Mereka adalah orang-orang paling berharga dalam hidupku yang nggak
asik-asik banget ini. Iya, nggak asik kalau nggak ada mereka yang coloring
my life.
Dulu, Mama itu adalah perias pengantin. Mama punya salon
kecil di ruang tamu rumah yang bukanya Cuma pagi sampai siang. Malam harinya
salon tutup dan ganti jadi warung Mie 28. Tapi kurang lebih sejak kokoku
memutuskan buat gabung bareng Mie 28 Corporation (nama adalah doa), Mama
berhenti nyalon dan fokus buat bantuin warung. Tugas Mama adalah ngasih takaran
yang pas buat menu yang di order sama pembeli.
Rahmania Santoso : Entah kenapa foto lama ini masih jadi foto favoritku |
Papaku adalah chef terhebat yang pernah ada. Sekitar 20
tahunan, beberapa saat setelah aku lahir, Papa buka warung yang menjual Chinese
food di rumah, namanya Mie 28. Pas aku tanya kenapa namanya Mie, padahal kita
jual many things bukan cuma ie. Papa bilang mie itu yang melambangkan
panjang umur dan kesejahteraan. Terus kenapa angka yang dipilih 28? Itu
karena 28 artinya ayam. Papa nggak menambahkan kalimat apapun setelah itu.
Emang sih buat kebanyakan orang yang lihat kalau Papa itu
chinese, pasti ngira masakan kami mengandung babi. Itu kali ya salah satu
alasan pemilihan nama Mie 28, buat memperjelas kalau masakan kami halal.
Karyawannya ya kami sekeluarga. Aku bertugas sebagai bartender.
*Nama keren buat anak yang bikin es teh dan teh anget. Hmm*
Tapi serius deh, di rumahku nggak cuma jual es teh sama teh
anget, Koko ngajarin aku buat bikin beberapa jenis minuman yang sering kami
sebut mocktail (nggak mengandung alkohol) jadi kalian jangan ragu buat sebut
aku mbak-mbak bartender. Haha.
Foto Cece wisuda S1 Bahasa Inggris di UMM tahun 2008 |
Papa dan Mama sering cerita kalau aku adalah anak yang
rajin bantu-bantu di warung sejak kecil. Bhakan waktu tanganku nggak sampai ke
atas meja, aku bantu lap meja dengan naik ke atasnya. Nggak jarang pembelinya
gemas dan pengen adopsi aku jadi anaknya. *Yo gak ngono jugak*
Mama sering bersyukur punya ketiga anak yang baik kayak kami. Walaupun sebenernya kami juga nggak baik-baik banget.
Oh iya, warung kecil yang dulu cuma ada di depan rumah itu sekarang
udah mulai berkembang. Aku merasakan beberapa kali renovasinya. Mulai dari yang
awalnya cuma ada satu dua kursi duduk, pembeli harus rela himpit2an pas hujan
karena rumah kami nggak ada peneduhnya (kata mama), sampai sekarang membongkar
kamar tidur dan ruang tamu buat dijadikan warung. *Jangan tanya kami tidur
dimana setelah kamar dibongkar. Hmm.
Sekarang, koko yang udah lulus dari sekolahnya di D1
perhotelan itu jadi pewaris usaha papa. Entah kenapa aku selalu bangga sama
dia. Sejak dia turun tangan mengurus warung dan catering, menu menjadi semakin
variatif, pelanggan alhamdulillah semakin banyak dan luas. Jadwal catering
lebih banyak tersusun di kalender sampai aku bisa sekolah sejauh ini. Aku
bangga sama Koko yang tetap mengutamakan syari'ah di warung kecil kami. Aku
juga bangga sama perjuangan mama papa yang begitu besar. Itu yang buat aku dan
mungkin kebanyakan anak lainnya yang nggak pengen orang tuanya kecewa karena
dia gagal dalam hidupnya.
Kami sekeluarga memang bukan orang-orang kaya yang
berpendidikan setinggi langit, tapi kejujuran selalu dianut, insyaallah. Kami
tidak menggunakan bahan-bahan yang berlabel halal dan tidak berusaha merugikan
konsumen. Bahkan hanya sekedar parafin (sejenis bahan bakar untuk pemanas
buffet) yang tidak jelas kadar halal haramnya (waktu itu kami dapat harga murah
tapi tidak jelas asalnya dari mana, entah barang curian atau bagaimana) koko
melarang untuk menggunakannya lagi.
Dari warung papa aku belajar buat ngerti apa namanya
perjuangan. Hal kecil nggak akan pernah jadi besar tanpa ada diri kita sendiri
yang berusaha buat merubah.
Dari papa aku percaya, kalau nggak ada yang nggak mungkin
di dunia ini.
Aku ingin memberikan hadiah terindah buat keluargaku yang
paling aku sayang. Buat Mama, Papa, Koko dan Cece. Aku belum tau apa yang bisa
aku kasih buat kalian, tapi kalian harus percaya, kalau aku selalu berusaha
buat kerahkan usaha paling maksimal buat kalian semua.
So do I, proud sama kokomu!
BalasHapusLah kokoku banget nih? Gak aku? Hahaha
Hapus